Second-order
Cybernetics, disebut juga
‘Sibernetika dalam sistem observasi’ dan ‘Sibernetika pengetahuan’, bahwa
observer dan objek observasi saling memengaruhi, dengan feedback loops
antarkeduanya. Observer tidak dapat melihat objek observasi atau sistem yang
diobservasi dari luar sistem tersebut. Pengetahuan adalah hasil feedback
loops antara yang mengetahui dengan yang diketahui, peneliti dengan yang
diteliti. Objek observasi ditentukan oleh kategori dan metode observasi, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh apa yang dilihat. Lingkaran ini
merupakan sebuah sistem sibernetik yang tidak dapat dihindari.
Objektivitas dalam observasi dan pengetahuan
tidak dimungkinkan karena observer bukan bagian terpisah dari sistem
yang diobsevasi. Observasi dan keterlibatan dalam sebuah sistem adalah sebuah
proses sosial. Second-order Cybernetics terkait dengan Konstruksionisme
Sosial yang menempatkan interaksi dan komunikasi pada pusat pengetahuan.
Misalnya, seorang
peneliti yang juga seorang pegawai melakukan penelitian di kantor tempat ia bekerja.
Tentu ia tidak dapat objektif dalam arti melihat atau mengamati objek
penelitiannya tersebut (yang juga merupakan tempat ia bekerja, dimana ia adalah
bagian dari kantor tersebut) dari luar. Permisalan kedua, seandainya objek
penelitiannya bukan kantornya sendiri pun, ia juga akan terlibat interaksi,
saling memengaruhi, saling memberikan feedback loops, dengan
respondennya. Atau dengan kata lain, si peneliti terlibat dalam second-order
cybernetics. Interaksi tersebut dapat berupa wawancara, pemberian dan
pengisian kuesioner, eksperimen, ataupun metode lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar