Teori Sistem terkait
dengan interaksi antarelemen dalam proses yang luas. Setiap sistem terdiri dari
empat elemen: objek, yaitu bagian, elemen, atau variabel di dalam sistem; atribut,
kualitas sistem dan objek-objeknya; hubungan internal antar objek-objek
tersebut; serta lingkungan dimana sistem itu ada. Aspek kualitas sistem terdiri
atas: 1) keutuhan dan saling ketergantungan setiap objek pada objek lainnya; 2)
hierarki, yaitu serangkaian jenjang dari sebuah kompleksitas, peraturan dan
kontrol internal, karena sistem berorientasi pada tujuan dan mengatur dirinya
sendiri untuk mencapai tujuan tersebut; 3) interaksi dengan lingkungan, sistem
menerima input dan menghasilkan output, berupa materi dan energi; 4) keseimbangan,
pemeliharaan diri, dimana sistem mendeteksi ketidakteraturan dan
menyesuaikannya kembali; 5) perubahan dan adaptabilitas, sistem harus dapat
beradaptasi; dan 6) equifinality, bahwa suatu tahap tertentu dapat
dicapai oleh sistem dengan berbagai cara dan dari titik awal yang berbeda.
Keluarga merupakan
contoh sebuah sistem. Masing-masing angggota keluarga adalah bagian dari sistem
tersebut. Suami, istri, ibu, bapak, anak, kakak, adik, saling berinteraksi di
dalam rumah ataupun di luar, dengan hubungan khas mereka masing-masing.
Hubungan ibu dengan anak pertama berbeda dengan hubungannya dengan anak kedua,
begitu juga dengan anak bungsunya. Kelas perkuliahan juga contoh lain sistem,
ada dosen, ketua kelas, dan mahasiswa lain sebagai objek sistem yang saling
berinteraksi. Mereka terikat aturan-aturan, tertulis maupun tidak. Kelas juga
merupakan subsitem dari sistem-sistem yang lebih besar, jurusan, fakultas,
universitas, dan seterusnya. Kantor atau organisasi juga merupakan sistem. Ada
individu dengan jabatan-jabatan khusus sebagai objeknya. Direktur, manager,
staf, saling berinteraksi sesuai perannya masing-msing dalam lingkungan kantor
dengan aturan-aturan tertentu. Interaksi yang dimaksud di sini tidak lain
adalah komunikasi. Komunikasi dapat dijelaskan melalui Teori Sistem.
Teori sistem, dan
dua teori lain yang terkait, Teori Informasi dan Sibernetika, menggambarkan
bagaimana dunia berjalan dalam perspektif yang luas. Teori Sistem lahir dari
pendekatan reduksionis ala ilmu alam. Pendekatan Sistem dianggap dapat
menjelaskan banyak hal. Teori-teori tersebut membantu kita memahami beragam
proses fisik, biologis, sosial dan perilaku, termasuk komunikasi. Ide-ide dalam
teori sistem koheren (jelas, logis, masuk akal) dan konsisten. Teori Sistem
berdampak signifikan pada berbagai bidang, termasuk komunikasi. Teori
komunikasi relevan dengan isu-isu terkait pikiran dan otak, rasionalitas, serta
sistem yang kompleks..
Teori Sistem dapat
diterapkan dalam aspek bidang Komunikasi, dan banyak Teori Komunikasi yang
menunjukkan gejala atau fenomena sistem. Terkait hubungan (relationship),
hubungan adalah sistem yang dibangun, dipelihara, dan berubah sepanjang waktu
oleh interaksi. Interaksi bukan sekadar pertukaran informasi, setiap pesan memiliki
implikasi konten dan hubungan. Dalam hubungan, ada pola dan dimensi kontrol,
seperti dominasi, submisi, dan keseimbangan. Terkait jaringan komunikasi,
organisasi dan struktur sosial lainnya berasal dari interaksi antar individu
atau kelompok, yang terdiri dari respon individu/kelompok atas perilaku
individu/kelompok lain. Individu adalah bagian dari kelompok yang saling berkomunikasi
dengan kelompok lain membentuk sistem yang lebih besar. Komunitas yang besar
adalah jaringan komunikasi dari kelompok-kelompok yang saling terhubung dan
berinteraksi.
Banyak Teori
komunikasi terkait dengan, bahkan diambil dari Teori Sistem karena komunikasi
terdiri atas seperangkat interaksi dan Teori Sistem dapat digunakan untuk
memahaminya. Teori Sistem memberikan penjelasan atas interaksi dan
antarinteraksi individu dan kelompok yang membantu mengeksplorasi komunkasi
sebagai proses.
Salah satu penerapan
Teori Sistem dalam Teori Komunkasi adalah Dynamic Social Impact Theory
(DSIT) (Bibb Latane: 1996), yang menggambarkan masyarakat sebagai sistem
komunikasi besar yang terdiri dari sejunlah subsistem budaya, yang mencakup
interaksi antar individu. Budaya adalah kelompok besar dimana individu-individu
membagi ideologi dan praktik umum. DSIT mencoba menjelaskan bagaimana komunitas
dan budaya terbentuk.
Individu cenderung
bergabung dengan kelompok yang sepemikiran dengannya. Individu
mengorganisasikan dirinya secara sibernetis ke dalam struktur dinamis kelompok
dengan karakteristik yang sejenis. Sebagai contoh, mahasiswa jurusan akuntansi
cenderung berinteraksi dan berkelompok dengan mahasiswa akuntansi juga, mereka
saling memengaruhi satu sama lain dan akhirnya membentuk budaya di kalangan
mereka. Jarang mahasiswa akuntansi berinteraksi dengan jurusan lain, terlebih
lagi dari fakultas lain, misalnya ilmu komunkasi. Kecenderungan self-organizing
ini juga dapat menjelaskan terbentuknya kelompok minoritas.
Individu-individu
dengan ide, keyakinan, sikap dan perilaku yang berbeda-beda berinteraksi,
bertemu, berkomunikasi, dan saling memengaruhi dalam social space.
Aspek-aspek yang berpengaruh dalam social space antara lain: jarak fisik,
susunan sosial (ras, kelas), dan media komunikasi. Pengaruh antarindividu
bervariasi sepanjang tiga dimensi: kekuatan (strength) individu dalam sosial
space, imediasi (immediacy) yaitu ketertutupan di antara dua orang,
dan jumlah orang yang ada di dalam social space. Semakin banyak individu
yang terpengaruh dalam social space, semakin cenderung membentuk
kelompok. Mekanisme sibernetika menjamin keberagaman dalam sistem yang lebih
luas. Interaksi tidak pernah seluruhnya acak, dan pengaruh tidak pernah seluruhnya
linear dalam sebuah sistem. Ini menjaga perubahan dan keberagaman sistem.
Masyarakat sebagai sebuah sistem besar dari interaksi individu dimana terjadi feedback
loops secara berkelanjutan membentuk tatanan sosial dan keberagaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar