7 Jul 2015

TEORI SISTEM (01): Urgensinya bagi Teori Komunikasi

Teori Sistem terkait dengan interaksi antarelemen dalam proses yang luas. Setiap sistem terdiri dari empat elemen: objek, yaitu bagian, elemen, atau variabel di dalam sistem; atribut, kualitas sistem dan objek-objeknya; hubungan internal antar objek-objek tersebut; serta lingkungan dimana sistem itu ada. Aspek kualitas sistem terdiri atas: 1) keutuhan dan saling ketergantungan setiap objek pada objek lainnya; 2) hierarki, yaitu serangkaian jenjang dari sebuah kompleksitas, peraturan dan kontrol internal, karena sistem berorientasi pada tujuan dan mengatur dirinya sendiri untuk mencapai tujuan tersebut; 3) interaksi dengan lingkungan, sistem menerima input dan menghasilkan output, berupa materi dan energi; 4) keseimbangan, pemeliharaan diri, dimana sistem mendeteksi ketidakteraturan dan menyesuaikannya kembali; 5) perubahan dan adaptabilitas, sistem harus dapat beradaptasi; dan 6) equifinality, bahwa suatu tahap tertentu dapat dicapai oleh sistem dengan berbagai cara dan dari titik awal yang berbeda.
Keluarga merupakan contoh sebuah sistem. Masing-masing angggota keluarga adalah bagian dari sistem tersebut. Suami, istri, ibu, bapak, anak, kakak, adik, saling berinteraksi di dalam rumah ataupun di luar, dengan hubungan khas mereka masing-masing. Hubungan ibu dengan anak pertama berbeda dengan hubungannya dengan anak kedua, begitu juga dengan anak bungsunya. Kelas perkuliahan juga contoh lain sistem, ada dosen, ketua kelas, dan mahasiswa lain sebagai objek sistem yang saling berinteraksi. Mereka terikat aturan-aturan, tertulis maupun tidak. Kelas juga merupakan subsitem dari sistem-sistem yang lebih besar, jurusan, fakultas, universitas, dan seterusnya. Kantor atau organisasi juga merupakan sistem. Ada individu dengan jabatan-jabatan khusus sebagai objeknya. Direktur, manager, staf, saling berinteraksi sesuai perannya masing-msing dalam lingkungan kantor dengan aturan-aturan tertentu. Interaksi yang dimaksud di sini tidak lain adalah komunikasi. Komunikasi dapat dijelaskan melalui Teori Sistem.
Teori sistem, dan dua teori lain yang terkait, Teori Informasi dan Sibernetika, menggambarkan bagaimana dunia berjalan dalam perspektif yang luas. Teori Sistem lahir dari pendekatan reduksionis ala ilmu alam. Pendekatan Sistem dianggap dapat menjelaskan banyak hal. Teori-teori tersebut membantu kita memahami beragam proses fisik, biologis, sosial dan perilaku, termasuk komunikasi. Ide-ide dalam teori sistem koheren (jelas, logis, masuk akal) dan konsisten. Teori Sistem berdampak signifikan pada berbagai bidang, termasuk komunikasi. Teori komunikasi relevan dengan isu-isu terkait pikiran dan otak, rasionalitas, serta sistem yang kompleks..
Teori Sistem dapat diterapkan dalam aspek bidang Komunikasi, dan banyak Teori Komunikasi yang menunjukkan gejala atau fenomena sistem. Terkait hubungan (relationship), hubungan adalah sistem yang dibangun, dipelihara, dan berubah sepanjang waktu oleh interaksi. Interaksi bukan sekadar pertukaran informasi, setiap pesan memiliki implikasi konten dan hubungan. Dalam hubungan, ada pola dan dimensi kontrol, seperti dominasi, submisi, dan keseimbangan. Terkait jaringan komunikasi, organisasi dan struktur sosial lainnya berasal dari interaksi antar individu atau kelompok, yang terdiri dari respon individu/kelompok atas perilaku individu/kelompok lain. Individu adalah bagian dari kelompok yang saling berkomunikasi dengan kelompok lain membentuk sistem yang lebih besar. Komunitas yang besar adalah jaringan komunikasi dari kelompok-kelompok yang saling terhubung dan berinteraksi.
Banyak Teori komunikasi terkait dengan, bahkan diambil dari Teori Sistem karena komunikasi terdiri atas seperangkat interaksi dan Teori Sistem dapat digunakan untuk memahaminya. Teori Sistem memberikan penjelasan atas interaksi dan antarinteraksi individu dan kelompok yang membantu mengeksplorasi komunkasi sebagai proses.
Salah satu penerapan Teori Sistem dalam Teori Komunkasi adalah Dynamic Social Impact Theory (DSIT) (Bibb Latane: 1996), yang menggambarkan masyarakat sebagai sistem komunikasi besar yang terdiri dari sejunlah subsistem budaya, yang mencakup interaksi antar individu. Budaya adalah kelompok besar dimana individu-individu membagi ideologi dan praktik umum. DSIT mencoba menjelaskan bagaimana komunitas dan budaya terbentuk.
Individu cenderung bergabung dengan kelompok yang sepemikiran dengannya. Individu mengorganisasikan dirinya secara sibernetis ke dalam struktur dinamis kelompok dengan karakteristik yang sejenis. Sebagai contoh, mahasiswa jurusan akuntansi cenderung berinteraksi dan berkelompok dengan mahasiswa akuntansi juga, mereka saling memengaruhi satu sama lain dan akhirnya membentuk budaya di kalangan mereka. Jarang mahasiswa akuntansi berinteraksi dengan jurusan lain, terlebih lagi dari fakultas lain, misalnya ilmu komunkasi. Kecenderungan self-organizing ini juga dapat menjelaskan terbentuknya kelompok minoritas.

Individu-individu dengan ide, keyakinan, sikap dan perilaku yang berbeda-beda berinteraksi, bertemu, berkomunikasi, dan saling memengaruhi dalam social space. Aspek-aspek yang berpengaruh dalam social space antara lain: jarak fisik, susunan sosial (ras, kelas), dan media komunikasi. Pengaruh antarindividu bervariasi sepanjang tiga dimensi: kekuatan (strength) individu dalam sosial space, imediasi (immediacy) yaitu ketertutupan di antara dua orang, dan jumlah orang yang ada di dalam social space. Semakin banyak individu yang terpengaruh dalam social space, semakin cenderung membentuk kelompok. Mekanisme sibernetika menjamin keberagaman dalam sistem yang lebih luas. Interaksi tidak pernah seluruhnya acak, dan pengaruh tidak pernah seluruhnya linear dalam sebuah sistem. Ini menjaga perubahan dan keberagaman sistem. Masyarakat sebagai sebuah sistem besar dari interaksi individu dimana terjadi feedback loops secara berkelanjutan membentuk tatanan sosial dan keberagaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar